Osteologi adalah ilmu tentang
rangka (osteon = tulang, logos = ilmu). Temuan fosil umumnya berupa pecahan
tulang, besar maupun kecil, yang belum tentu utuh, dan bisa saja tersebar di
suatu lingkungan. Pengetahuan mendalam tentang rangka sangat diperlukan dalam
mengidentifikasi tulang (manusia maupun binatang) yang ditemukan. Jika telah
diketahui bahwa tulang yang ditemukan adalah tulang manusia, maka tahap
berikutnya adalah menentukan tulang bagian mana dalam rangka (tulang panjang,
tulang pendek, tidak beraturan), dan sisi mana (kiri/kanan) untuk tulang yang
berpasangan. Identifikasi berikutnya adalah umur dan seks (jenis kelamin). Setelah
itu baru yang lain-lain, seperti penyakit, trauma (luka), afinitas, petumbuhan,
variasi individu/geograpis, migrasi, dan sebagainya. Jumlah minimum individu
(MNI = Minimum Number of Individual) juga diperlukan bila temuan berupa kubur
massal baik dalam konteks arkeologis maupun kriminal.
Biologi rangka, seperti halnya
osteologi, juga mempelajari rangka manusia tetapi dengan cakupan lebih luas yang
saling berkaitan (pertumbuhan tulang tidak lepas dari pertumbuhan jaringan
seperti otot dan tendon). Jadi seorang ahli biologi rangka juga harus memahami
pola dan proses pertumbuhan dan perkembangan serta fisiologi manusia, bukan
hanya anatominya saja.
Sumber: Stanford et al., 2006 Biological Anthropology: The Natural History
of Humankind, Pearson Education Inc., New Jersey.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar