Beranda

Senin, 30 April 2012

Osteologi

Osteologi (lihat tulisan sebelumnyaTermasuk subdisiplin antropologi dan arkeologi. Pengetahuan mendalam tentang rangka sangat diperlukan dalam mengidentifikasi tulang yang ditemukan. Ahli biologi rangka juga harus memahami pola tumbuh kembang dan fisiologi    manusia. Osteologi berkaitan dan digunakan dalam cabang-cabang ilmu: arkeologi, geologi/paleontologi, antropologi fisik, dan forensik. Dalam praktik di lapangan osteologi melakukan studi rinci tentang struktur tulang, unsur-unsur rangka, gigi-geligi, morfologi dan fungsi rangka, penyakit, proses osifikasi (penulangan), serta biofisika tulang (daya tahan dan kekuatan tulang). Berikut ini struktur tulang secara sederhana (atas) dan bagian-bagian tulang panjang(bawah) yang lazim dijumpai di lapangan.


Sumber gambar: http://www.teachpe.com/anatomy/bone_structure.php
Tautan penting:

Buku terkait: pratinjaunya bisa dilihat di sini.



T

Minggu, 29 April 2012

Batuan


Batuan adalah material padat yang tersusun dari kristal-kristal dari berbagai jenis mineral, atau pecahan kristal mineral-mineral, pecahan batuan, dan dapat juga mengandung fragmen cangkang organisme.

Ada tiga jenis batuan:
Igneous rock (batuan beku):   batuan yang terbentuk karena pembekuan magma. Contoh: granit, basalt, obsidian.  
Sedimentary rock (batuan endapan):  batuan yang terbentuk dari batuan beku yang mengalami erosi sebagai endapan di bawah laut. Fosil sering ditemukan dalam batuan jenis ini. Contoh: batu gamping, kapur, batu pasir.
Metamorphic rock (batuan malihan):   batuan yang terbentuk baik dari batuan beku maupun batuan sedimen yang mengalami tekanan tinggi. Contoh: marmer dan kuarsit. 

Fosil biasanya terdapat pada batuan sedimen.

Paleoantropologi dan ilmu-ilmu terkait

Sumber gambar; Handbook of Paleoanthropology

Antropologi forensik


sumber gambar: www.vikaasriningrum.com


Antropologi forensik sebenarnya adalah antropologi biologi kontemporer terapan. Antropologi forensik mengidentifikasi sisa rangka untuk mengetahui sebab-sebab kematian. Ahli antropologi forensik menggunakan osteologi dan paleopatologi baik dalam konteks historis maupun kriminal. Contoh: penyelidikan terhadap korban kejahatan perang dan korban kejahatan lainnya.  Untuk kasus kriminal,misalnya, jejak kaki di TKP bisa membantu ahli antropologi forensik merekonstruksi sosok pelaku kejahatan (tinggi dan berat badannya).

Sumber: Stanford et al., 2006 Biological Anthropology: The Natural History of Humankind, Pearson Education Inc., New Jersey.

Lihat juga:

Perlindungan terhadap fosil

Apakah fosil dilindungi oleh undang-undang? Lihat jawabannya di sini.

Fosil


Fosil adalah sisa-sisa dan bekas atau jejak mahluk hidup (hewan, tumbuhan, dan manusia) pada masa lampau yang telah terawetkan secara alamiah di dalam batuan. Fosil biasanya didapati dalam kondisi tidak lengkap, fragmenter, dan terbatas jumlahnya. Bagian tubuh yang biasanya menjadi fosil adalah jaringan keras (tulang, gigi, tanduk, cangkang).

Selanjutnya tentang fosil dan fosilisasi dapat dilihat di sini dan di sini.

Biologi rangka dan osteologi



Osteologi adalah ilmu tentang rangka (osteon = tulang, logos = ilmu). Temuan fosil umumnya berupa pecahan tulang, besar maupun kecil, yang belum tentu utuh, dan bisa saja tersebar di suatu lingkungan. Pengetahuan mendalam tentang rangka sangat diperlukan dalam mengidentifikasi tulang (manusia maupun binatang) yang ditemukan. Jika telah diketahui bahwa tulang yang ditemukan adalah tulang manusia, maka tahap berikutnya adalah menentukan tulang bagian mana dalam rangka (tulang panjang, tulang pendek, tidak beraturan), dan sisi mana (kiri/kanan) untuk tulang yang berpasangan. Identifikasi berikutnya adalah umur dan seks (jenis kelamin). Setelah itu baru yang lain-lain, seperti penyakit, trauma (luka), afinitas, petumbuhan, variasi individu/geograpis, migrasi, dan sebagainya. Jumlah minimum individu (MNI = Minimum Number of Individual) juga diperlukan bila temuan berupa kubur massal baik dalam konteks arkeologis maupun kriminal.

Biologi rangka, seperti halnya osteologi, juga mempelajari rangka manusia tetapi dengan cakupan lebih luas yang saling berkaitan (pertumbuhan tulang tidak lepas dari pertumbuhan jaringan seperti otot dan tendon). Jadi seorang ahli biologi rangka juga harus memahami pola dan proses pertumbuhan dan perkembangan serta fisiologi manusia, bukan hanya anatominya saja.

Sumber: Stanford et al., 2006 Biological Anthropology: The Natural History of Humankind, Pearson Education Inc., New Jersey.

Sabtu, 28 April 2012

Biologi manusia


Biologi manusia mempelajari semua hal yang berkaitan dengan manusia selain yang sudah disebutkan sebelumnya. Cakupan biologi manusia cukup luas, meliputi kajian-kajian sebagai berikut:
1.       Adaptasi: mempelajari bagaimana manusia menyesuaikan diri secara fisiologis dengan kondisi ekstrem lingkungan fisik bumi.
2.       Antropologi: gizi: mempelajari hubungan antara diet (pola makan), kebudayaan, dengan evolusi.
3.       Demografi: meneliti pengaruh-pengaruh biologis dan kebudayaan yang membentuk komposisi populasi manusia.
4.       Variasi manusia: mempelajari perbedaan anatomi umat manusia di seluruh dunia.
5.       Antropologibiokultural: meneliti berbagai masalah yang menuntut pemahaman biologi dan faktor-faktor budaya.
6.       Antropologibiomedis: meneliti bagaimana praktik-praktik budaya manusia mempengaruhi penyebaran penyakit-penyakit menular dan bagaimana efek polusi dan racun lingkunga berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan manusia.
7.       Antropologimolekuler: cabang ini merupakan pendekatan genetika pada ilmu evolusi manusia untuk mendapatkan pemahaman mengenai perbedaan  antara genom manusia dengan primata non-manusia. 

Sumber: Stanford et al., 2006 Biological Anthropology: The Natural History of Humankind, Pearson Education Inc., New Jersey.

Lihat juga:

Primatologi


Primatologi mempelajari anatomi, fisiologi, perilaku dan genetika  primata non-manusia (monyet, kera, dan prosimian), baik yang masih hidup maupun yang sudah punah. Tujuannya adalah untuk mengetahui pola perilaku primata pendahulu spesies manusia. Untuk mendapat gambaran yang akurat pengamatan tersebut harus dilakukan di habitat aslinya (bukan di kebun binatang). Studi primatologi yang terkenal adalah yang dilakukan oleh Jane Goodall. Dia meneliti chimpanse di habitat aslinya di Tanzania. Tentang Jane Goodall dapat dilihat di sini dan di sini.

Sumber: Stanford et al., 2006 Biological Anthropology: The Natural History of Humankind, Pearson Education Inc., New Jersey.

Paleopatologi dan bioarkeologi


Kedua cabang ini sangat berkaitan dengan biologi rangka. Paleopatologi adalah ilmu yang mempelajari penyakit pada populasi manusia purba/prasejarah, dan bioarkeologi adalah ilmu yang mempelajari rangka manusia dalam konteks arkeologi. Ahli bioarkeologi bekerja sama dengan ahli arkeologi melakukan ekskavasi sisa rangka manusia untuk mempelajari trauma, epidemi, kekurangan gizi dan penyakit-penyakit infeksi.

Sumber: Stanford et al., 2006 Biological Anthropology: The Natural History of Humankind, Pearson Education Inc., New Jersey.

Paleoantropologi


Paleoantropologi (lihat selanjutnya di sini dan di sini) mempelajari sisa rangka manusia yang sudah menjadi fosil. Fosil adalah sisa, jejak, atau bekas mahluk hidup (manusia, hewan, tumbuhan) yang hidup di masa lalu dan telah terawetkan secara alamiah di dalam batuan. Sisa-sisa rangka yang sudah memfosil merupakan bukti fisik langsung pendahulu umat manusia. Paleoantropologi juga mempelajari fosil primata lain, seperti kera, monyet dan prosimian (lihat perbedaannya), yang mencakup rentang waktu 65 juta tahun yang lalu (lihat skala waktu geologi di sini dan di sini). Fosil-fosil awal ini dapat memberi petunjuk kepada kita tentang bagaimana, di mana, dan mengapa hominin  berevolusi hingga jutaan tahun kemudian.

Penelitian paleoantropologi biasanya berawal di lapangan, kemudian dilanjutkan di museum dan laboratorium. Di lapangan fosil umumnya ditemukan di lapisan batuan sedimen (pasir, lempung, konglomerat, atau breksi). Lihat tautan tentang batuan sedimen.

Tautan penting;

Sumber: Stanford et al., 2006 Biological Anthropology: The Natural History of Humankind, Pearson Education Inc., Hew Jersey.

Antropologi fisik


Antropologi fisik/antropologi ragawi (physical anthropology) sering juga disebut antropologi biologi (biological anthropology). Antropologi fisik adalah cabang antropologi yang mempelajari manusia sebagai mahluk biokultural. Antropologi fisik mempelajari hubungan timbal balik antara budaya dengan fisik manusia.

Cakupan antropologi biologi sangat luas, di antaranya mencakup kajian tentang primata, fosil, dan evolusi otak. Bahkan setiap ilmuwan yang mempelajari evolusi yang berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan spesies manusia bisa disebut ahli antropologi biologi.

Cabang-cabang antropologi biologi dan ilmu yang terkait dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Antropologi biologi: 
  • Biologi manusia
  • Paleopatologi
  • Paleoantropologi
  • Biologi rangka dan osteologi
  • Paleopatologi  
  • Antropologi forensik 


Sumber: Stanford et al., 2006 Biological Anthropology: The Natural History of Humankind, Pearson Education Inc., New Jersey.